[BOOK REVIEW] Terpesona by aL Dhimas & Sylvia L'Namira

Judul Buku : Terpesona
Penulis : aL Dhimas, Sylvia L'Namira
Editor : eNHa
Proofreader : Christian Simamora
Penata Letak : Dian Novitasari
Desain Sampul : Jeffri Fernando
ISBN : 979-780-602-2
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, 2012


Terpesona adalah GagasDuet, novella dari dua penulis kebanggaan GagasMedia : aL Dhimas dan Sylvia L'Namira. Pertama kali melihat cover dan judulnya, saya langsung 'terpesona'. Dan saya penasaran ingin segera mengetahui isinya tatkala membaca blurb-nya yang begitu puitis.

Cerita pertama, berjudul The Promise, karya aL Dhimas. Bercerita tentang Regan, pria 27 tahun yang kembali ke Medan untuk berusaha melupakan mantan kekasihnya, Bian. Sekaligus mewujudkan impiannya menjadi bookstore owner. Di sana ia tinggal bersama Ompung Doli, Ompung Boru, dan Hiro -puta abangnya yang selalu memanggilnya Papa.

Suatu hari, Fandi -tunangan sepupu Regan yang bernama Dita, mengajaknya refreshing ke Serenade, sebuah cakery. Di sana ia bertemu sang pemilik yang merupakan teman Fandi dan berprofesi sebagai desainer interior. Bagas. Pria yang ia temui di kasir toko buku, yang kala itu credit card-nya terblokir, dan Regan membayarkan pembelian buku Bagas di credir card miliknya. Namun tak sempat berterima kasih lantaran Hiro kebelet pipis.

Perkenalan Regan dan Bagas pun berlanjut. Regan meminta Bagas membantu dirinya dalam urusan desain bookstore-nya nanti. Dan Bagas bersedia membantunya, hingga menemani dirinya check on the spot. Namun, Hiro tidak menyukai Bagas lantaran kebersamaannya dengan pria itu membuatnya seolah melupakan Hiro.

Hingga akhirnya, Bagas mengakui perasaannya kepada Regan, kala Regan berterima kasih kepada pria itu atas bantuan yang diberikan selama ini.

Ya, ini adalah cinta sesama jenis yang manis. Salah satu genre favorit saya. Regan yang tak kunjung move on dari Bian, malah bertemu dengan Bagas yang juga mencintainya. Hal inilah yang membuat dirinya berperang batin.

Tetapi saya justru terkesan dengan kata-kata polos Hiro yang begitu mengena di hati Regan.




"Kalo kangen itu kayak Hiro kangen sama temen-temen Hiro, tapi kalo rindu itu kayak Hiro rindu sama Bapak sama Ibu." (hal. 16)

"Kalo nyaman itu kayak Hiro lagi pake jaket saat dingin. Saat panas kan nggak nyaman pake jaket."
"Suka itu kayak Hiro pake kaus. Bisa di mana aja, kapan aja, dan udah pasti nyaman." (hal. 98)

Selain itu, kata-kata Carol -wanita paruh baya pelanggan setia Serenade yang juga dosen USU pun tak kalah menyentil, sekaligus memberikan pelajaran berharga.

"Jangan berjanji untuk hal yang belum tentu bisa kamu tepati." (hal. 65)

"Don't be like me." "Kalau kamu benar-benar mencintai seseorang, beranilah mengatakannya dan bertindak. Kalau tidak, kamu harus cukup berani untuk melihatnya bahagia bersama orang lain." (hal. 115)

***

Cerita kedua, Chimera, karya Sylvia L'Namira. Menceritakan tentang pria dan wanita yang saling terhubung melalui mimpi. Sang pria, Ganesh, berprofesi sebagai pelukis jalanan di Jakarta. Sementara sang wanita bernama Indi. Seorang desainer gaun batik ternama di Jakarta.

Cerita diawali dengan Richard -kekasih Indi yang datang menemui Ganesh meminta untuk dibuatkan lukisan kekasihnya. Saat melihat foto yang diberikan Richard, Ganesh merasa gadis itu sangat mirip dengan gadis yang selalu hadir di dalam mimpinya. Yang kemudian ia tuangkan ke dalam lukisan yang berjudul Sang Pengantin. Dimana gadis itu memakai kalung berinisial GI. Dan lukisan tersebut ia berikan kepada Richard sebagai hadiah.

Richard memberikan kedua lukisan karya ganesh sebagai hadiah pertunangannya dengan Indi. Indi terkesiap dengan lukisan dirinya yang mengenakana gaun pengantin. Terlebih dirinya memakai kalung berinisial GI seperti di dalam mimpinya. Ia heran, bagaimana pelukis itu bisa melukis dirinya. Ia berusaha mencari jawabannya dengan cara menemui pelukis tersebut. Tetapi, sang pelukis gagal ia temui.

Konflik pun dimulai dari sini. Indi meyakinkan hatinya bahwa ia belum siap menikah dengan Richard, dan benar-benar mencari makna dalam mimpinya. Diam-diam ia pergi ke Solo menemui Tante Sundari. Dan di sanalah ia bertemu dengan pelukis yang selama ini ia cari. Ganesh. Yang ternyata putra dari supplier batik langganannya, sekaligus teman masa kecilnya. Indi pun bingung tentang siapa yang harus dipilihnya.

"Aku tidak pernah berbohong. Dan kebohongan adalah sesuatu yang tidak akan pernah kusentuh hingga akhir hayatku." (hal. 223)

"...Pasangan itu selayaknya harus selalu komunikasi, saling menghargai keinginan dan privasi masing-masing. Ada saatnya kamu ingin memberikan kejutan-fine! Tapi ingat, ada saatnya pula kamu harus mengajaknya diskusi, apakah ia suka atau tidak dengan rencana yang kamu buat." (hal. 236)


Kedua novella tersebut benar-benar membuatku 'terpesona'. Tapi sejujurnya aku lebih suka cerita pertama. Aku suka dengan kisah manis Regan dan Bian yang berujung pada perpisahan. Sementara Chimera karya Sylvia L'Namira, ceritanya mudah ditebak. Tetapi aku suka dengan penggambaran konflik yang tidak terlalu ruwet.

Dan kedua novella ini memiliki benang merah yang membuat keduanya terhubung satu sama lain.

Tiga setengah bintang untuk Terpesona.

***

Ya, mungkin memang hati adalah kunci untuk segalanya. Kunci jawaban untuk semuanya. (hal. 93)

#IRRC2017 Rizky Mirgawati Asri

You May Also Like

0 komentar

About Me