Sensei I Love You (Part.1)

Main Cast :

  • Watanabe Mayu
  • Cindy Yuvia
  • Miura Haruma  
Other :
  • Maeda Atsuko
  • Melody Nurramdhani Laksani
  • Yamada Ryosuke
  • Matsui Rena






Mayuyu POV

Sejak aku bersekolah di Midorikawa High School , aku sangat senang dapat mengenal berbagai seni. Ya, itu karena sekolahku merupakan sekolah khusus seni. Aku bisa mengenal seni musik, tari, rupa, peran, dan yang lain. Walaupun sebenarnya aku dilahirkan dari keluarga yang tidak punya darah seni sama sekali.

Aku yakin, dengan belajar di Midorikawa High School, aku bisa menemukan bakatku di bidang seni. Dan yang ku tahu, seni itu tidak mudah. Hanya orang tertentu saja yang bisa menguasainya, terutama musik. Kalau kata sensei-ku, IQ Beethoven lebih tinggi dari IQ Newton.

Berbeda dengan teman 1 kamar kosku, Cindy Yuvia –yang biasa dipanggil Yupi- , ia lebih senang dengan ilmu logika, sosiologi, dan ilmu-ilmu umum yang lain. Ia bersekolah di Aoyama High School, bersebelahan dengan sekolahku. Ia selalu bilang bahwa ia tidak menyukai seni. Padahal aku melihat bakat menari dalam dirinya.

Yuvia POV
“Ih, Mayu, kau sedang apa, sih? Kau berisik sekali, tahu,” teriakku saat mendengar suara fals Mayuyu. Aku tahu bahwa ia sangat menyukai seni, tetapi  ia tidak menyadari bahwa ia tidak mempunyai bakat seni.

“Ah, kau ini. Aku kan sedang latihan menyanyi. Siapa tahu bakat itulah yang terpendam dalam diriku,” ia mulai beralasan.

“Ah, sudahlah. Kalau kau ingin latihan, lebih baik jangan disini. Aku sedang belajar matematika. Aku ingin bisa menemukan rumus seperti para ahli yang mematenkan rumus yang kita gunakan,” jelasku.

“Ya sudah kalau begitu,” dengan sedikit kesal ia pergi meninggalkan kamar.

Normal POV
Dengan kesal dan cemberut, Mayuyu pergi meninggalkan kamar demi latihan menyanyi. Sebenarnya Mayuyu juga ingin belajar akting dan menari. Tapi apa boleh buat, konsentrasi Yuvia selalu terganggu karenanya.
“Ya ampun. Mengapa menyanyi sangat sulit? Mengapa suaraku tak merdu seperti Ayumi Hamasaki? Wahai kami-sama, berikanlah aku bakat seni,” Mayuyu berdoa dalam hati.
                                                            ↔↔↔↔
“Mayu, apakah kau sudah siap?” tanya Yuvia.
“Sebentar lagi,Yupi. Hanya tinggal sepatuku yang sebelah saja," jawab Mayuyu.
“Ah, kau lama sekali.”
“Nah, sudah selesai. Ayo kita berangkat.”

Di tengah perjalanan, mereka hanya diam. Karena merasa kesepian, Mayuyu memulai pembicaraan, “Bagaimana? Kau sudah menemukan rumus?”
“Belum. Aku masih harus mengadakan penelitian lebih jauh,” jawabnya. “Lalu bagaimana dengan dirimu? Apakah suaramu sudah semerdu Ayumi Hamasaki?” Yuvia balik bertanya.

“Ah, itu. Mungkin aku tidak ditakdirkan mempunyai suara merdu. Tapi aku takkan menyerah. Mungkin bakatku ada di akting, menari, atau melukis. Aku yakin pasti bisa.”
“Ya, semoga begitu.”

Tak terasa mereka sudah sampai di depan sekolah Mayuyu. Mereka pun berpisah.
                                                            ↔↔↔↔
Di kelas Mayuyu

“Ohayou, minna-san,” Matsui Rena-sensei memasuki kelas.
“Ohayou,” seru seluruh siswa.
“Ada yang ingin sensei bicarakan pada kalian. Bahwa mulai hari ini kalian kedatangan guru baru. Beliau mengajar pelajaran seni peran. Namanya Miura Haruma-sensei,” jelasnya. “Nah, Haruma-sensei, silakan masuk.”

Setelah Miura Haruma-sensei memasuki kelas, para siswa perempuan banyak yang menjerit, seperti bertemu idola. Mayuyu yang sebenarnya kagum hanya tersenyum malu-malu.

“Silakan perkenalkan diri Anda, Haruma-sensei,” ujar Rena-sensei lagi.
“Ohayou, minna-san, nama saya Miura Haruma. Usia saya 27 tahun. Senang bertemu kalian. Di sini saya akan mengajar seni peran.”
“27 tahun? Wajahnya seperti masih mahasiswa,” ujar salah satu siswa perempuan.
“Haruma-sensei sudah punya istri belum?” tanya salah satu siswa lelaki.

Haruma-sensei hanya tertawa kecil. Kemudian berkata, “Jadi, saya mengajar di Midorikawa High School hanya 3 hari, yaitu Senin, Rabu, dan Jum’at. Selain di hari tersebut, saya mengajar di Aoyama High School.”

Pernyataan Haruma-sensei membuat Mayuyu terkejut. Secara spontan ia bertanya, “mengapa sensei juga mengajar di Aoyama High School?”

Rena-sensei menyela, “karena selain berbakat dalam seni peran, Haruma-sensei juga mengajar fisika.”
“Oh...,” seru seluruh siswa serempak.
“Bagaimana jika Yupi juga menyukai Haruma-sensei?” tanya Mayuyu dalam hati.
                                                            ↔↔↔↔
Hari Selasa di kelas Yuvia

“Ohayou, minna-san. Karena Mariko-sensei sedang tidak hadir, saya akan menggantikan pelajarannya,” ujar Miura Haruma-sensei.
“Hai’,” jawab seluruh siswa serempak.
“Sepertinya saya belum pernah melihat sensei di sekolah ini?” tanya sang ketua kelas.
“Iya. Gomennasai. Saya lupa memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Miura Haruma. Usia saya 27 tahun. Senang bertemu kalian. Saya guru baru di Aoyama High School. Namun saya mengajar di sini hanya hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Sisanya saya harus mengajar di Midorikawa High School.”

Perkenalan Haruma-sensei di kelas Yuvia berbeda dengan saat dikelas Mayuyu. Di sini ia merasa lebih tenang. Para siswa mengikuti pelajaran dengan baik.
 

bersambung ke part 2

You May Also Like

0 komentar

About Me