[BOOK REVIEW] ViolETTA (yang melupakan kenangan)

judul buku : ViolETTA (yang melupakan kenangan)
pengarang : Rosgadini
Penerbit : PING 
editor : Vita Brevis
Proofreader : Ambra, Rosgadini, RN
desainer cover : Aan_Retiree
Layouter : Fitri Raharjo
Pracetak : Endang
cetakan pertama, 2014
tebal buku : 222 halaman

"Bia! Bia juga jangan lupa, ya, kalo besar nanti, harus punya toko es krim sendiri. Jadi, Vio bisa makan semua es krimnya. Janji?"

Abia Permana, yang akrab disapa Bia, memutuskan untuk berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja demi membuka usaha. Ia ingin mendirikan toko es krim yang konsepnya seperti kafe. Alasan ia mendirikan toko es krim tersebut, semata-mata untuk menepati janjinya bersama sahabat kecilnya yang telah meninggal dunia. Vio.

Karena ingin membuat es krim secara tradisional, Bia pun pergi melakukan survei. Namun ia tak dapat menemukan orang yang ahli. Lantas ibunya menyarankan dirinya agar menemui Addin, sepupunya yang kuliah di Singapura. Namun dengan setengah hati Bia melakukannya. Mengingat kejadian buruk yang ia lakukan pada Addin dua tahun lalu. Kala Addin berselingkuh dengan kekasihnya, Maira.
Akhirnya Bia berhasil membawa Addin ke Jakarta dan mendirikan toko es krim bernama First Scoop. Pada hari pertama toko itu dibuka, penjualan es krim laku keras. Namun menurut Addin, First Scoop membutuhkan pegawai. Addin juga menawarkan akan membawa temannya untuk bekerja di sana.

Ada kejadian tidak menyenangkan kala Bia akan meng-interview teman Addin yang dimaksud. Seorang perempuan berambut acak - acakan lantaran habis berlari datang ke First Scoop. Namanya Etta. Yang terlambat tiga jam dari yang dijanjikan. Hal itu membuat Bia marah. Etta pun menangis sesenggukan di depannya saat itu juga. Dan Bia teringat pada Vio.

Bia tidak menjawab. Ia berdiri mematung menatap Etta yang menangis. Sebuah kenangan tiba-tiba saja menghampirinya.
Kenangan saat Vio menangis di depannya. (hal. 51)

Namun pada akhirnya Etta diterima bekerja pada keesokan harinya. Dan  kejadian yang tidak disangka-sangka, Maira datang ke First  Scoop. Awalnya perempuan itu ingin kembali pada Bia. Tetapi Bia bersikukuh menolak dan mempertimbangkan perasaan Addin. Kemudian ia memutuskan untuk bekerja di First Scoop bersama Addin dan Etta.

Sejak awal kedatangan Etta di First Scoop, hubungan Bia dan Etta tidaklah akur. Bia selalu mengerjai Etta, dan Etta merespon dengan ekspresi yang membuat Bia tertawa. Semua berubah sejak kedatangan Maira. Addin berubah seperti lelaki banci yang selalu berlutut meminta hati Maira, Bia yang berubah menjadi dingin, dan perasaan Etta yang campur aduk kala Bia dekat dengan Maira. Konflik cinta segiempat pun dimulai. Hingga akhirnya Bia mengakui perasaannya pada Etta, karena gadis itu mirip dengan Vio.

Kamu seperti Vio, Ta. Cuaca dingin begini kamu malah makan es krim. Kamu aneh. Dan unik. (hal. 83)
"Tapi aku bukan Vio, Bi. Aku Etta." (hal. 143)

***

Hanya satu kata yang bisa saya ucapkan untuk novel ini. Manis. Sama seperti rasa es krim yang diramu secara tradisional, begitu menggoda lidah, sekaligus membuat perasaan campur aduk. Ya, karena rasa es krim itu bercampur dengan rasa lainnya, yakni rasa original dari buah. Cinta segiempat Bia, Etta, Addin, dan Maira begitu manis meskipun ada rasa lain yang menyertainya.

Hal lain yang saya suka dari novel ini, tokohnya tidak banyak. Hanya empat orang tokoh utama dan beberapa tokoh pendukung, disertai prolog dengan latar masa kecil Bia dan Vio. Ya, walaupun secara keseluruhan ceritanya klise dan mudah ditebak.

Satu lagi, ilmu membuat es krim secara tradisional yang disajikan dalam novel ini bisa dipraktekkan di rumah.

***

Dan kisah-kisah semanis es krim pun menanti untuk diwujudkan di dalam kehidupan mereka. (hal. 222)

You May Also Like

0 komentar

About Me