Normal
POV
Sejak
kehadiran Haruma-sensei di sekolah mereka, Mayuyu dan Yuvia jarang berbicara.
Mereka tenggelam dalam khayalan masing-masing. Khayalan tentang Haruma-sensei.
Mereka tidak tahu kalau sebenarnya Haruma-sensei telah mempunyai 2 orang istri.
“Mengapa kemarin Haruma-sensei menatapku seperti itu? Jangan-jangan dia menyukaiku. Ah, senangnya,” pikir Mayuyu dalam hati.
Sedangkan Yuvia berpikir,”Haruma-sensei sangat perhatian padaku. Aku senang sekali diperhatikan seperti itu. Semoga dia menyukaiku juga.”
Namun walau begitu, mereka masih bingung untuk mengungkapkan perasaan mereka. Akhirnya mereka membuat surat cinta tanpa memberitahu satu sama lain.
↔↔↔↔
Bel
terakhir sudah berbunyi. Sudah saatnya para siswa dan siswi pulang ke rumah
mereka. Tetapi Mayuyu belum ingin pulang. Ia menunggu siswa siswi lain pulang
terlebih dahulu.
Ketika sekolah mulai sepi, para guru mulai pulang. Mayuyu mengawasi mereka. Ia ingin bertemu Haruma-sensei untuk menyerahkan surat cintanya.
Saat Haruma-sensei berjalan keluar gerbang, Mayuyu mengikutinya. Kemudian ia memanggil, “Konnichiwa, Haruma-sensei.”
Haruma-sensei menoleh, “Ada apa, Watanabe Mayu?”
“Um,
anu, Haruma-sensei, saya ingin berbicara sebentar. Boleh, kan?”
“Tentu
saja boleh. Memangnya kau ingin berbicara soal apa?”
“Um,
anu, Sensei, sebenarnya aku, aku menyukai Sensei. Daisuki,” ujar Mayuyu.
Haruma-sensei tersenyum. Lalu berkata, “Kau ini bicara apa, Mayu? Mengapa kau menyukaiku? Maaf aku tidak bisa menerima cinta Mayu.”
“Aku
menyukai Sensei karena, karena tatapan Sensei saat pelajaran seni peran hari
Rabu lalu. Juga karena Sensei mau jadi lawan mainku,” jelasnya.
“Oh,
soal itu. Aku menatapmu seperti itu karena aku melihat bakat akting yang ada
dalam dirimu, Mayu. Tidak lebih.”
“Begitu,
ya? Maaf, Sensei. Tapi aku sudah menulis surat cinta untuk Sensei.”
Belum sempat Haruma-sensei menjawab, mereka melihat beberapa siswa Aoyama High School sedang dalam perjalanan pulang. Mereka menyapa Haruma-sensei, “Konnichiwa, Sensei.”
“Konnichiwa,”
balas Haruma-sensei.
Yuvia yang sedang dalam perjalanan pulang mendatangi Mayuyu dan Haruma-sensei. “Mayu? Kau sedang apa disini?”
Haruma-sensei
menyela, “Kalian sudah saling mengenal?”
“Sudah,
Sensei. Kami tinggal di kos-kosan dan kamar yang sama,” jawab Yuvia. “Ada apa
dengan Sensei dan Mayu?” tanyanya.
“Begini,
Yuvia, tadi Mayu ingin menyerahkan surat cintanya pada saya. Ia juga bilang
bahwa ia menyukai saya,” jawab Haruma-sensei.
“Jadi
kau juga menulis surat cinta untuk Haruma-sensei?” tanya Yuvia pada Mayuyu.
“Lantas Sensei menerima cinta Mayu?”
“Tidak,
Yuvia. Saya tidak bisa menerima cintanya.”
“Berarti
Sensei mau menerimaku? Bukan hanya Mayu yang menyukai Sensei. Tetapi juga aku.
Aku pun menulis surat cinta untuk Sensei,” jelas Yuvia.
“Maaf,
Yuvia. Saya juga tidak bisa menerima cintamu,” Haruma-sensei menolak.
“Kenapa?”,
tanya Mayuyu dan Yuvia bersamaan. “Bukankah Sensei sangat perhatian padaku?”
tanya Yuvia.
“Yuvia,
saya perhatian padamu karena peduli. Bukan hanya kau yang saya perhatikan.
Tetapi juga siswa yang lain. Para guru wajib memperhatikan muridnya, kan?”
jelas Haruma-sensei.
“Tapi
sepertinya ada alasan lain,” sela Mayuyu.
Tiba-tiba datanglah mobil berwarna putih menghampiri mereka. Kemudian 2 orang wanita turun dari mobil itu. “Konnichiwa, Haruma-kun,” sapa mereka bersamaan.
“Konnichiwa,”
balas Haruma-sensei.
“Wanita
ini, apakah Maeda Atsuko-san?” tanya Mayuyu.
“Iya
benar.”, jawabnya. Maeda Atsuko adalah seorang aktris dan penyanyi yang sangat
terkenal. Jadi Mayuyu dan Yuvia mengenalinya.
“Maeda
Atsuko-san mengenal Haruma-sensei?” kali ini Yuvia yang bertanya.
“Iya,
aku mengenalnya. Karena aku adalah istri pertama Haruma-kun,” jawabnya.
“Apa?”
mereka terkejut. “Tapi kami tak pernah mendengar berita pernikahan Maeda
Atsuko-san.”
“pernikahanku
dengan Haruma-kun diselenggarakan secara tertutup. Begitu pula pernikahannya
dengan istri ke-2.”
“Jadi
wanita itu istri ke-2 Haruma-sensei?” tanya Mayuyu lagi.
“Benar,”
jawabnya. “Aku istri ke-2 Haruma-kun. Aku berasal dari Indonesia.”
“Dari
Indonesia? Sama sepertiku. Siapa nama Anda?” tanya Yuvia.
“Namanya
Melody. Nama yang cantik kan?”, sela Haruma-sensei. “Dia bukan public figure
seperti Atsuko. Tetapi dai merupakan pengusaha alat-alat pertanian yan sukses
di Indonesia.”
Tiba-tiba seorang siswa lelaki dari Midorikawa high school menghampiri mereka, “Konnichiwa, Haruma-sensei.” Dia adalah Yamada Ryosuke. Idola di sekolah itu yang sudah lama menyukai Mayuyu. Tetapi Mayuyu tidak pernah menyadarinya lantaran ia termasuk anak yang pemalu di sekolah.
“Konnichiwa. Kau belum pulang, Ryosuke?” balas Haruma-sensei sambil bertanya.
“Belum,
Sensei. Tadi aku sengaja mendengarkan pembicaraan kalian. Ternyata Sensei
hebat, bisa punya 2 orang istri. Apa rahasianya?”
“Kau
ini bisa saja, Ryosuke. Mengurus 2 orang istri tidak mudah. Ya, rahasiaku hanya
memiliki cinta yang tulus. Itu saja,” jawabnya.
“Serius?
Ah, aku tak percaya, Sensei. Wajah Sensei kan tampan. Sensei juga berprestasi.
Tak heran jika istri Sensei juga berprestasi. Tapi, mengapa Sensei tidak bilang
kalau sudah menikah?”
“Iya,
benar. Mengapa, Sensei?”, tanya Mayuyu dan Yuvia bersamaan.
“Oh,
maaf. Aku lupa memberitahukan hal itu pada kalian,” jawabnya.
“Tak
apa, Sensei. Aku juga ingin mengikuti jejak Sensei. Siapa tahu aku bisa
memiliki 2 gadis ini,” ujar Ryosuke sambil melingkarkan tangannya ke bahu
Mayuyu dan Yuvia. “Oh,ya, kau dari Aoyama High School? Siapa namamu?”, tanya
Ryosuke pada Yuvia.
“Namaku
Cindy Yuvia. Panggil saja Yupi,” jawab Yuvia.
“Kau
dari Indonesia?” tanyanya lagi. Yuvia hanya mengangguk.
“Berarti
aku memiliki kesamaan dengan Haruma-sensei. Memiliki 2 wanita dari negara yang
berbeda. 1 dari Jepang, 1 dari Indonesia.”
Haruma-sensei, Atsuko, Melody, dan Ryosuke tertawa. Sementara Mayuyu dan Yuvia hanya menunduk karena malu.
__End__